Vemale.com - Di India, pendidikan dan kesejahteraan bagi anak-anak perempuan masihlah terbatas. Apalagi belakangan ini marak isu tentang pemerkosaan dan pelecehan hak-hak wanita.
Verma menyelesaikan pendidikan formal hingga sekolah menengah pada usia 7 tahun. Mungkin prestasi ini terdengar mengesankan dan cukup bikin merinding. Apakah orangtuanya begitu keras menekan dia agar bisa mencapai prestasi itu? Apakah dia tak kehilangan masa kecilnya?
Dari Keluarga Sangat Sederhana
Verma bukan anak dari orang tua yang keras. Orang tuanya juga tak mengenyam pendidikan tinggi dan miskin. Bahkan mereka memberikan kebebasan pada Verma untuk melakukan apa yang diinginkannya.
"Mereka mengijinkan saya melakukan apa yang ingin saya lakukan. Saya berharap orang tua lainnya juga tak memaksakan pilihan mereka pada anak-anak," ujar verma dengan tutur bahasa yang sangat dewasa dibanding umurnya.
Sushma menjalani kehidupan yang sederhana bersama orang tua dan 3 adiknya. Sehari-harinya, mereka makan, tidur dan belajar bersama di sebuah apartemen satu kamar yang sangat sempit di Lucknow.
Keterbatasan Keadaan Bukan Halangan
Verma mengakui bahwa atmosfir tempat tinggal dan kehidupannya sangat tidak mendukung untuk belajar, bahkan meraih mimpi. "Ada banyak mimpi, dan kesemuanya tidak bisa dipenuhi," ujar Verma.
Sang ayah hanyalah pekerja konstruksi yang mendapatkan penghasilan kurang dari Rp 30 ribu per hari. Barang mewah yang mereka miliki hanya sebuah meja belajar dan komputer bekas. Namun dengan kondisi yang tak ada TV dan berbagai pernik zona nyaman lainnya, memberikan manfaat bagi Verma.
"Tak ada yang dilakukan selain belajar," kata Verma.
Gadis ini mulai kuliah di B. R. Ambedkar Central University. Untuk menempuh perjalanan ke sana, sang ayah dengan setia mengantar jemput menggunakan sepeda kayuh. Kecemerlangan pendidikan Verma sepertinya merupakan benih dari kakak lelakinya.
Sang kakak lulus SMA pada usia 9 tahun dan pada tahun 2007 lalu, ia menjadi lulusan ilmu komputer termuda di usia 14 tahun. Yang membuat ia dan sang kakak berhasil hingga kini adalah banjir dukungan dari sang orang tua yang melakukan apapun demi pendidikan sang anak.Dari kisah Verma, rasanya kita ingin kembali lagi ke bangku sekolah, lalu belajar dengan lebih giat. Namun, tidak ada kata terlambat untuk meraih impian. Ketekunan dan keyakinan, bisa menembus keterbatasan untuk meraih impian.
Dari Keluarga Sangat Sederhana
Verma bukan anak dari orang tua yang keras. Orang tuanya juga tak mengenyam pendidikan tinggi dan miskin. Bahkan mereka memberikan kebebasan pada Verma untuk melakukan apa yang diinginkannya.
"Mereka mengijinkan saya melakukan apa yang ingin saya lakukan. Saya berharap orang tua lainnya juga tak memaksakan pilihan mereka pada anak-anak," ujar verma dengan tutur bahasa yang sangat dewasa dibanding umurnya.
Sushma menjalani kehidupan yang sederhana bersama orang tua dan 3 adiknya. Sehari-harinya, mereka makan, tidur dan belajar bersama di sebuah apartemen satu kamar yang sangat sempit di Lucknow.
Keterbatasan Keadaan Bukan Halangan
Verma mengakui bahwa atmosfir tempat tinggal dan kehidupannya sangat tidak mendukung untuk belajar, bahkan meraih mimpi. "Ada banyak mimpi, dan kesemuanya tidak bisa dipenuhi," ujar Verma.
Sang ayah hanyalah pekerja konstruksi yang mendapatkan penghasilan kurang dari Rp 30 ribu per hari. Barang mewah yang mereka miliki hanya sebuah meja belajar dan komputer bekas. Namun dengan kondisi yang tak ada TV dan berbagai pernik zona nyaman lainnya, memberikan manfaat bagi Verma.
"Tak ada yang dilakukan selain belajar," kata Verma.
Gadis ini mulai kuliah di B. R. Ambedkar Central University. Untuk menempuh perjalanan ke sana, sang ayah dengan setia mengantar jemput menggunakan sepeda kayuh. Kecemerlangan pendidikan Verma sepertinya merupakan benih dari kakak lelakinya.
Sang kakak lulus SMA pada usia 9 tahun dan pada tahun 2007 lalu, ia menjadi lulusan ilmu komputer termuda di usia 14 tahun. Yang membuat ia dan sang kakak berhasil hingga kini adalah banjir dukungan dari sang orang tua yang melakukan apapun demi pendidikan sang anak.Dari kisah Verma, rasanya kita ingin kembali lagi ke bangku sekolah, lalu belajar dengan lebih giat. Namun, tidak ada kata terlambat untuk meraih impian. Ketekunan dan keyakinan, bisa menembus keterbatasan untuk meraih impian.
kumpulan article menarik,bermanfaat dan menghibur
BalasHapusIh..., nama yang sama.
Hapus