Lacak

Kamis, 03 Februari 2011

Menyiasati Anak yang Suka Merengek

KOMPAS.com — Menurut Laurel Schultz, MD, dokter anak, anak-anak merengek untuk alasan-alasan yang sangat sederhana. "Mereka merengek untuk mendapatkan perhatian orangtuanya," ujar Laurel. Rengekan dengan nada yang sangat tinggi bisa jadi hal yang sangat efektif karena secara naluriah, orangtua akan langsung menanggapinya. 

Pencegahan

Schultz menerangkan, ini bukanlah strategi yang secara sadar dilakukan oleh anak-anak, melainkan sebuah kebiasaan yang ia pelajari, dan tak jarang pula orangtua memiliki peran di dalamnya. Jika anak meminta sesuatu dengan cara yang sopan, tetapi si orangtua tidak merespon, maka sekali-dua kali si anak bisa tahan. Namun berikutnya, ia pun akan menaikkan volumenya. Anak yang masih sangat kecil mungkin akan mengamuk dan menangis, tetapi untuk anak-anak yang lebih besar dan memiliki kontrol diri yang lebih baik, mereka akan merengek.




Untuk mencegah rengekan, Schultz menyarankan para orangtua agar jangan membuat si anak sangat stres baru diladeni. "Sangat penting untuk merespons pada tingkah pertama ketika si anak mulai minta perhatian Anda, sebisa mungkin. Misal, saat Anda sedang sibuk menelepon atau sedang berbincang dengan teman, dan si kecil mulai memanggil Anda, tatap matanya dan berikan tanda agar ia menunggu supaya ia tahu bahwa Anda akan berada bersamanya sebentar lagi. Kemudian, baru berikan perhatian kepadanya setelah Anda sudah mungkin untuk memerhatikannya," papar Schultz.

Merespons anak yang merengek

Ketika anak sudah terlanjur merengek, Becky Bailey, PhD, psikolog tumbuh kembang anak, menyarankan agar para orangtua mencoba menenangkan dirinya dulu sebelum menghadapi si kecil. Ambillah napas dalam-dalam dan ingatkan diri sendiri bahwa si kecil bukan berusaha membuat Anda teriritasi, melainkan minta bantuan. 

Responlah dengan pernyataan orang pertama dan contohkan cara bicara yang baik dan sopan. Misal, "Ibu (sebagai orang pertama) tidak suka kalau kamu merengek seperti tadi. Jika kalau kamu ingin segelas susu, maka bilang begini, 'Ibu, aku ingin susu'." 

Jika Anda menemukan bahwa si kecil masih saja merengek dan Anda yakin bahwa itu bukan karena rasa sakit atau ketidaknyamanan fisik, maka Bailey menyarankan agar orangtua melihat di balik sikap tersebut untuk memutuskan apakah ada pesan lain yang lebih besar tersembunyi di baliknya. Tanyakan kepada diri Anda, apakah hari itu Anda lebih sibuk ketimbang biasanya? Apakah rutinitas si kecil berubah? Apakah si anak bungsu menyita perhatian Anda lebih banyak ketimbang si anak pertama? Kadang, rengekan merupakan pertanda untuk menjalin koneksi dengan si anak. 

Untuk melakukan hal tersebut, orangtua disarankan untuk menghabiskan waktu lebih banyak untuk bersama, misalnya membaca buku bersama, memasak bersama, atau melakukan kegiatan lain yang disukai anak. "Menyisihkan beberapa menit untuk menjalin hubungan sekali-dua kali sehari dengan anak bisa mengubah banyak hal dalam keluarga dan menghadapi sikap dan sifat kurang menyenangkan dari anak," ujar Bailey.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...